EDISI “HARI PERTAMA YANG BERSEMANGAT’
Hari - hari menjelang Ramadan datang,
crew kedai “neng Ais” sibuk searching dan googling menu - menu yang pas,
dicoba-coba di dapur, diincip – incipkan ke tetangga kanan-kiri sambil
woro-woro,” kedai “neng Ais’ akan ikutan bazaar, di arlan (Arek Lancor) selama
Ramadan.” Et… tak lupa pula, cuaca yang saat ini panas juga menjadi
pertimbangan. Diatas semuanya, yang utama, semua crew sepakat, aneka ta’jil
kedai “Neng Ais” haruslah jajanan sehat. Dan menu krupuk Ikan ‘Neng Ais’ harus
senantiasa ‘ready in stock’ serta
nangkring ciamik di display stand
bazaar kali ini.
**********
Hari itu pun tiba. Hari ke 1, semua semangat
full. Pagi – pagi, adik ipar yang mengkoordinir pengadaan berbagai bahan baku ta’jil bergegas ke pasar. Bahkan
lebih pagi dari hari-hari biasa ke pasar. Di pagi lengang itu, di waktu hampir banyak
orang masih melanjutkan tidur ba’da subuh, bahkan ada yang setelah sahur lelap
lagi dan sholat subuhnya nyaris nanar terkikis sinar mentari pagi itu, dia bergelora memacu motornya ke pasar,
mencari semua bahan yang dibutuhkan.
Sementara di dapur, pagi buta itu
pula, mesin sanyo meraung,”shueeeeeng……..
shuueeeeeeeeeeeeng ……. sheng………” semburat
suara air tumpah dari kran, “chuuuuussss… cuuussss…… chusssss..” dan “klitak-klituk….
Klituk….. klitaaaakkkk, ting…… ting…”
denting piring, sendok, sutil, panci, serta alat - alat memasak lainnya di
tempat ‘ra-kora’an rame terdengat.
Istri dan Emma’, mertuaku tak kalah gesit mempersiapkan segala peralatan
memasaknya.
Saya kebagian menunggui Arlan,
meyiapkan design banner, memesankan banner ke percetakan serta mengangkut meja
kursi dan tempat pajangan (display) ke lokasi bazaar. Berdasar informasi, lotre
penentuan stand bazaar di arlan dilakukan pagi itu. Sekitar jam 7.00 s.d jam 12.30, saya di arlan, menantikan
pe’lotre’an yang tak kunjung dilakukan. Sebentar ke percetakan, sesekali mengangkut meja dan tempat pajangan, akhirnya
beres. “Alhamdullillah.”
************
Hari itu pun tiba. Jam 14.30, semua
sajian kedai ‘Neng Ais’ siap. Dengan diangkut tiga motor boncengan, ta’jil
diantar ke lokasi bazaar romadan, di arek lancor, area car freeday, di bagian
selatan yang rindang, baris utara, menghadap ke selatan, dibagian tengah,
deretan tenda bank Jatim, ta’jil kendai ‘Neng Ais’ dengan varian menu
sederhana: krupuk Ikan, es pelangi, es ceria Ramadan, settop, pepes tongkol,
botok tahu tempe, kare ayam kampong, ayam panggang, kue mentu, kleppon cettot
dari ubi ungu, urap – urap tongkol pisang, dan lain-lain menyapa setiap
pengunjung yang berlalu-lalang. Sayang, pengunjung tidak seramai yang
dibayangkan. Mungkin karena hari pertama. Banyak stand juga tidak buka. Yang
membuat terhibur, bupati pamekasan bersama keluarga menyempatkan ngabuburit dan
menyapa setiap stand yang bertebaran bak cendawan di musim hujan, disepanjang
Arek Lancor sore kala itu.