Hingga masuk pertengahan puasa, hari ke 14 ini, ada saja cerita
kawan yang mengalami kesulitan, tak kunjung menjumpai stand bazaar kedai ‘Neng
Ais’. “ jadi kasihan. Tapi terharu pula, ah..” Mereka muter – muter, mengitari seluruh
kawasan Arek Lacor. Mereka tersesat hinga komandang adzan maghrib menggemma,”Allahu
akbar, Allahu akbar…….” Alhamdulillah. Puasa hari ini pun usai.
******
Disini, di Arek lancor, pada saat bulan puasa seperti sekarang tumpah
plek dengan beragam aktivitas warga. Dengan sendirinya beragam kegiatan itu terbagi
– bagi kedalam beberapa zona. Ada zona tengah, ada zona barat, zona timur, dan zona
car freeday. Masih ada zona – zona lain, kawasan yang zonasenya tak umum,
cenderung minor, namun menjadi pemantik daya tarik pengunjung singgah di arlan, terserak
di berbagai sudut – sudut Arek Lancor.
Pada bagian tengah, yang mudah terjangkau sepemandangan mata itu, dekat
bundaran monomen Arlan merupakan center area. Biasanya setiap pengunjung
menjadikannya singgahan pertama menapaki aktivitasnya. Disana, membentang dari
timur ke barat, dua baris tenda panjang, dibawahnya berderet stand – stand
aneka panganan ta’jil. Sayang, perhatian pengunjung terpecah dengan banyak pengguna
sepeda motor dan anak-anak yang bermain scuter berseleweran, menerobos,
kerumunan pengunjung.”Eeet….. brok.”
Zona barat dan timur saya anggap sebagai kawasan bisnis konvensional
Arlan. Tanpa stand khusus, Para pedagang semi permanen itu, memodifikasi
grobak, lapak – lapak tempat jualannya agar praktis dibawa dan dipindah –
pindah. Kita dapat menemukan menempatkannya tak rapi, terkesan semaunya yang
praktis arlan yang hampir setiap waktu dari pagi sampai malam,
Sedangkan kawasan selatan, area car freeday, area dimana kedai ‘Neng
Ais’ berada merupakan yang berderet
tenda, tenda ukuran 2 meter Ada Seolah tanpa ada penentuan area atau kawasan secara
tegas, karena sepertinya memang belum ada penataan yang baik. maupun Ada area panganan, permainan, space
bercengkrama keluarga, sahabat, atau pun pasangan muda-mudi zona timur Menelisik dari satu stand ke stand
lain. Berusaha Mencari tahu bukan saja banner yang terpampang, berusaha
mengenali wajah penjual, penunggunya barangkali ada yang dikenalinya. Sesekali
tersipu malu ditawari panganan – panganan yang terserak di semua stand. metersesat Pulang dari bazaar romadhan di
Arlan pada hari ke 3 itu. Diawali buka puasa bersama keluarga dan crew kedai
‘Neng ais’ di ruang makan keluarga. Berbagi cerita dan peristiwa selama 3 hari
berjualan ta’jil Lepas shalat maghrib
yang pendek. keberapa. “Clunk…” hpku berbunyi. 1 kiriman sms, menyembul di
layarnya. “ wah, sulit juga sampai ke stand kedai ‘Neng Ais’. Aq muter- muter
seluruh stand